Banyak yang menyangka kalau Bung Karno lahir di Blitar karena beliau dimakamkan di Blitar. Padahal yang betul Bung Karno lahir di Surabaya. Tepatnya di Kampung Peneleh, yang kawasannya kini telah menjadi destinasi wisata.
Bung Karno lahir di Jalan Pandean Gang IV no 40, Genteng, Surabaya. Rumahnya tak jauh dari rumah HOS Cokroaminoto. Itulah makanya kenapa Bung Karno pernah kost di rumah HOS Tjokromainoto karena memang berdekatan.
Rumah Bung Karno tampak sederhana, terdiri dari dua kamar tidur dan ruang tamu dan juga toilet. Rumah tersebut disewa ayah Bung Karno, saat pindah tugas dari Singaraja ke Surabaya. Sempat heran juga ketika berjalan menuju lokasi rumah Bung Karno aku banyak melihat rumah-rumah bernuansa bali di sekitar situ. Apakah ayah Bung Karno pindah bersama banyak orang?
Tidak seperti museum pada umumnya, maka museum Rumah Lahir Bung Karno ini sudah dilengkapi dengan alat yang canggih seperti video mapping dan teknologi Augmented Reality yang sungguh keren sehingga bisa memberikan pengalaman baru bagi para pengunjungnya. Kita juga bisa menyaksikan film tentang perjalanan hidup Bung Karno, yaiti ketika beliau lahir dan harus berganti nama karena sakit-sakitan sampai ketika beliau menikahi Utari putri HOS Tjokroaminoto.
Begitu memasuki museum sekaligus rumah bung Karno ini kita akan merasakan sebuah rumah minimalis yang asri. Di dinding sebelah kanan ada video mapping penuh lampu tentang perjalanan kedua orang tua Bung Karno hingga Bung Karno yang berganti nama. Bung Karno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dengan nama kecil Koesno Sosrodihardjo.
Teknologi Augmented Reality
Rumah Lahir Bung Karno di Surabaya, Jawa Timur memiliki teknologi Augmented Reality (AR) yang dapat digunakan untuk menceritakan kisah hidup Bung Karno
Museum ini menampilkan silsilah keluarga Bung Karno, biografi singkat, dan kronologi perjalanan hidupnya.
Di dalam museum terdapat ruangan interaktif yang dilengkapi dengan fitur AR, tepatnya di Ruang Srimben. Ada kursi ikonik berwarna merah yang dilengkapi dengan AR. AR yang digunakan di museum ini dapat memberikan pengalaman baru bagi para pengunjung. Terutama para gen Z pasti lebih semangat untuk berkunjung.
Museum Rumah Lahir Bung Karno didirikan untuk menjawab anggapan banyak orang yang mengira Bung Karno lahir di Blitar.
Cerita kelahiran Soekarno sungguh menyedihkan. Sang ayah Raden Sukemi Sosrodiharjo saat itu tak mampu untuk memanggil dukun beranak karena tidak punya uang. Jadi kelahiran Soekarno hanya dibantu oleh lelaki tua yang disebut Soekarno sebagai sahabat keluarga. "Satu-satunya orang yang mengurus Ibu adalah sahabat keluarga kami, seorang laki-laki yang sudah sangat, sangat tua. Hanya dia, dan tak ada orang yang lain, yang menyambut kehadiranku di dunia," cerita Bung Karno.
Soekarno dan keluarganya tinggal di Surabaya dengan ibu dan ayahnya serta kakak perempuannya, Sukarmini yang usianya dua tahun lebih tua. Dengan gaji Rp 25 dan dipotong Rp 10 untuk sewa rumah, sang ayah harus menghidupi empat orang. Gaji bapak 25 rupiah sebulan. Dikurangi sewa rumah kami di jalan Pahlawan 88, neraca menjadi 15 rupiah dan dengan kuras satu dollar waktu itu mencapai 45 rupiah, Anda dapat mmebayangkan betapa bersajahanya rumah tangga kami. Mereka pun pindah dari Surabaya ke Mojokerto saat Soekarno berusia 6 tahun.
Kini warga menamakan kampung di Peneleh itu sebagai ”Kampung Bung Karno”. Selain itu Kampung Peneleh juga telah diresmikan manjadi cagar budaya yang menjadi lokasi wisata sejarah. Selain menjadi tempat lahir Soekarno, Kampung Peneleh lekat dengan sosok Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang tinggal di kawasan tersebut. "Kawasan Peneleh ini bukan kampung biasa. Di sinilah cikal bakalnya pergerakan dan perjuangan Bangsa Indonesia. Bung Karno besar di sini, HOS Tjokroaminoto tinggal di sini, nuansa sejarah kenegaraannya sangat kental. Jadi bukan hanya Tunjungan Romansa saja, Peneleh lebih kental jejak sejarahnya.
Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu pukul 08.00 sampai 15.00 WIB, dan serunya lagi harga tiket masuknya gratis lho.. yuk gass..
Comments
Post a Comment