Bagi warga Surabaya yang bingung mengisi liburan kemana, jangan khawatir deh.. Sudah pernah berkunjung ke daerah Peneleh atau belum? Kalau belum, ayok gas dong! Karena di daerah Peneleh ada banyak destinasi wisata sejarah yang bisa dikunjungi.
Dulu ketika masih kuliah S1, aku sering berkunjung ke kawasan peneleh ini untuk beli majalah Ummi dan beli sticker islami. Cukup jauh dari ketintang sih, tapi entahlah aku suka banget berkunjung ke Peneleh. Di peneleh ini ada toko buku islami yang sederhana tapi lengkap. Tentu saja ketika itu aku belum tahu kalau di dekat situ ada banyak tempat bersejarah. Atau bisa jadi ketika itu memang belum dieksplore dan belum dibuka untuk umum.
Saat ini daerah Peneleh sudah menjadi salah satu daerah wisata yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Kita bisa menyebutnya Peneleh Heritage. Beberapa tempat yang bisa dikunjungi diantaranya adalah : Rumah Lahir Bung Karno, Rumah HOS Tjokroaminoto, Sumur Jobong, Langgar Dukur Kayu hingga Makam Belanda Peneleh dan terakhir mampir ke Lodji Cafe.
Berikut beberapa destinasi wisata Peneleh Heritage yang bisa dikunjungi :
1. Rumah H.O.S Tjokroaminoto
HO.S (Hadji Oemar Said) Tjokroaminoto yang mempunyai julukan Guru Bangsa adalah Pahlawan Nasional yang ikut berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Beliau disebut Guru Bangsa karena banyak tokoh dalam pergerakan kemerdekaan yang berguru kepada beliau sekaligus tinggal di rumah beliau. Di antaranya adalah Soekarno, Tan Malaka, Kartosoewirjo, dan Musso. Kita bisa melihat foto mereka tampil berjajar disini.
Rumah H.O.S Tjokroaminoto kini telah menjadi museum. Kita bisa melihat kamar Bung Karno yang terletak di lantai atas. Juga ada foto-foto dan tulisan tentang perjuangan HOS Tjokroaminoto di Sarekat Dagang Islam.
Ada pula manekin yang memakai seragam yang dipakai Bung Karno sekolah sehingga kita bisa membayangkan betapa tinggi besarnya Bung Karno. Museum ini juga dilengkapi dengan barang-barang kuno dan antik seperti almari, tempat tidur dan lain-lain.
Alamat Museum HOS Tjokroaminoto ada di Jalan Peneleh Gang VII Nomor 29-31, Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00 WIB. Harga tiketnya terjangkau hanya Rp5.000 per orang.
2. Rumah Lahir Bung Karno
Rumah Kelahiran Bung Karno juga dapat kita jumpai di Kampung Peneleh, Surabaya ini. Pasti banyak yang mengira Bung Karno lahir di Blitar, padahal sebenarnya Bung Karno lahir di Surabaya, tepatnya di Jalan Pandean Gang IV no 40, Genteng, Surabaya.
Rumah Bung Karno tampak sederhana, terdiri dari dua kamar tidur dan ruang tamu dan juga toilet. Rumah tersebut disewa ayah Bung Karno, saat pindah tugas dari Singaraja ke Surabaya.
Tidak seperti museum pada umunya, maka museum Rumah Lahir Bung Karno ini sudah dilengkapi dengan alat yang canggih seperti video mapping dan teknologi Augmented Reality yang sungguh keren sehingga bisa memberikan pengalaman baru bagi para pengunjungnya. Kita juga bisa menyaksikan film tentang perjalanan hidup Bung Karno, yaiti ketika beliau lahir dan harus berganti nama karena sakit-sakitan sampai ketika beliau menikahi Utari putri HOS Tjokroaminoto.
Museum ini buka Setiap hari Selasa sampai Minggu pukul 08.00 sampai 15.00 WIB, dan serunya lagi harga tiket masuknya gratis lho..
3. Sumur Jobong
Di Peneleh ini juga bisa kita jumpai sebuah sumur yang disebut Sumur Jobong. Sumur ini berada di tengah jalan di sebuah gang kecil di sekitar rumah warga. Apabila kita berjalan dari rumah HOS Tjokroaminoto menuju rumah kelahiran Bung Karno maka kita akan menjumpai sumur ini.
Sumur ini ditemukan pada tahun 2018 dalam keadaan tertutup limbah dan tanah. Sumur ini memiliki ciri-ciri yang mirip dengan sumur pada jaman Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu dianggap sudah berumur ratusan tahun. Sumur ini kemungkinan dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Saat ini sumur tersebut ditutup dengan besi. Kita bisa meminta untuk melihat dalamnya kepada penjaga yang ada disitu. Alamat Sumur ini di Jl. Pandean Gang 1 dan bisa dilihat setiap hari selama 24 jam tanpa tiket masuk. Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur menyampaikan bahwa sumur tersebut memang mempunyai persamaan dengan sumur zaman Majapahit.
4. Langgar Dukur Kayu
Langgar berasal dari bahasa jawa yang berarti Musala. Langgar Dukur Kayu adalah tempat ibadah yang dulu pernah digunakan pada masa kecil Bung Karno untuk belajar mengaji.
Langgar ini konon dibangun pada bulan Januari 1893. Wah sudah satu abad lebih yaa umurnya. Tetapi masih kelihatan kokoh lho.. apalagi dindingnya yang terbuat dari kayu jati., kelihatan masih kuat. Yang menarik bagian luar mimbarnya disusun dari potongan kayu, sehingga mirip seperti sisik ikan.
Langgar ini terdiri dari dua lantai, dimana pada bagian atap musalanya, terdapat tombak sepanjang dua meter. Ada juga Alquran kuno yang bersampul kulit hewan dan ditulis tangan. Pada setiap lembarnya ada logo pemerintah Belanda. Keren sekali bukan? Langgar ini hanya buka ketika waktu salat tiba.
5. Makam Eropa Peneleh
Nama resmi dari makam ini sebetulnya adalah De Begraafplaats Peneleh Soerabaja. Makam ini merupakan sebuah kompleks pemakaman yang luasnya sekitar 5,5 hektare dan menampung sekitar 15 ribu jenazah orang-orang Eropa, khususnya Belanda.
Di gerbang masuk makam ada catatan sejarah yang menyebutkan bahwa Makam Peneleh ini dibuka pada 1 Desember 1847 oleh Dr. W. R. van Hoëvell. Makam ini dibuka untuk menggantikan Makam Krembangan yang sudah penuh.
Pada saat itu transportasi masih menggunakan air yaitu melalui sungai maka lokasi makam di Peneleh ini dianggap tepat, karena memang berada di tepi sungai.
Beberapa pejabat penting di Masa Kolonial Belanda yang dimakamkan di sini Antara lain
1. Merkus Pieter (Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-47)
2. Van de Tuuk (ahli linguistik dan bahasa Nusantara),
3. Pierre Jean Baptiste de Perez (Wakil Direktur Mahkamah Agung Hindia Belanda),
4. Daniel Francois Willem Pietermaat (Residen Surabaya).
Makam ini berada di Jalan Makam Peneleh Nomor 35A Kecamatan Genteng, Surabaya. Buka setiap hari pukul 09.00 sampai 17.00 WIB. Tiket masuknya gratis lho..
6. Cafe Lodji Besar
Wisata Peneleh Heritage bisa diakhiri dengan berkunjung ke cafe Lodji Besar. Kafe ini berada tepat di seberang Makam Kampung Eropa Peneleh dan juga tidak jauh dari Sumur Jobong.
Di kafe ini ada banyak hiasan dan ornamen jaman dahulu seperti poster iklan, radio kuno, dan peta Surabaya. Konon bangunan kafe ini sudah berdiri sejak tahun 1907, makanya nuansanya Belanda banget.
Menu makanan dan minumannya cukup lengkap mulai dari es kopi susu, cappucino, thai tea, kentang goreng, pastel, lumpia, pisang keju, kulit krispi, ayam gulai, juga ayam goreng.
Kafe ini berada di Jalan Makam Peneleh Nomor 46, Genteng, Surabaya. Kafe ini buka setiap hari mulai pukul 10 sampai pukul 24.00. Harga makanan dan minumannya cukup terjangkau yaitu mulai dari IDR 7000.
Itulah enam tempat wisata yang bisa dikunjungi di Peneleh Heritage Surabaya. Wisata murah meriah yang tidak membuat kantong jebol. Yuk gass..
Comments
Post a Comment